Tuesday 6 November 2012

Hadith Pilihan 02

Daripada Ibnu Omar r.a. berkata: “Pada suatu masa dibawa ke hadapan Rasulullah saw. sepotong emas. Dan emas itu adalah emas zakat yang pertama sekali dikutip. Emas itu telah dibawa oleh Bani Sulaim dari tempat tambang (galian) mereka. Maka sahabat berkata: “Hai RasuIullah! Emas ini adalah hasil dari galian kita”. Lalu Nabi saw. menjawab, “Nanti kamu akan dapati banyak galian-galian, dan yang akan
menguruskannya adalah orang-orang yang jahat”. H.R.Baihaqi

Daripada Ali bin Abi Thalib r.a. berkata: Telah bersabda Rasulullah saw.; “Sudah hampir sampai suatu masa di mana tidak tinggal lagi daripada Islam ini kecuali hanya namanya, dan tidak tinggal daripada Al-Quran itu kecuali hanya tulisannya. Masjid-masjid mereka tersergam indah, tetapi ia kosong daripada hidayah. Ulama mereka adalah sejahat-jahat makhluk yang ada di bawah kolong (naungan) langit. Dari mereka berpunca fitnah, dan kepada mereka fitnah ini akan kembali”. H.R al-Baihaqi

Daripada Huzaifah bin al-Yaman r.a. berkata: Rasulullah s.a.w bersabda; “Islam akan luntur (lusuh) seperti lusuhnya corak (warna-warni) pakaian (bila ia telah lama dipakai), sehingga (sampai suatu masa nanti) orang sudah tidak mengerti apa yang dimaksudkan dengan puasa, dan apa yang dimaksudkan dengan sembahyang dan apa yang dimaksudkan dengan nusuk (ibadat) dan apa yang dimaksudkan dengan sedekah. Dan al-Quran akan dihilangkan kesemuanya pada suatu malam sahaja, maka (pada esok harinya) tidak tinggal dipermukaan bumi daripadanya walau pun hanya satu ayat. Maka yang tinggal hanya beberapa kelompok daripada manusia, diantaranya orang-orang tua, laki-laki dan perempuan. Mereka hanya mampu berkata, “Kami sempat menemui nenek moyang kami memperkatakan kalimat “La ilaha illallah”, lalu kami pun mengatakannya juga”. Maka berkata Shilah (perawi hadis daripada Huzaifah), “Apa yang dapat dibuat oleh La ilaha illallah (apa gunanya La ilaha illallah) terhadap mereka, sedangkan mereka sudah tidak memahami apa yang dimaksudkan dengan sembahyang, puasa, nusuk, dan sedekah”? Maka Huzaifah memalingkan muka daripadanya (Shilah yang bertanya). Kemudian Shilah mengulangi pertanyaan itu tiga kali. Maka Huzaifah memalingkan mukanya pada setiap kali pertanyaan Shilah itu. Kemudian Shilah bertanya lagi sehingga akhirnya Huzaifah menjawab, “Kalimat itu dapat menyelamatkan mereka daripada api neraka” (Huzaifah memperkatakan jawapan itu tiga kali). H.R Ibnu Majah

Tazkirah - Manusia Diantara Dua Tangisan

Air mata seorang manusia hanyalah umpama air kotor di perlimpahan. Namun setetes air mata karena takut kepada Tuhan (ALLAH) ibarat permata indahnya gemerlapan terpancar dari segala arah dan penjuru.

Penghuni Surga ialah mereka yang banyak mencucurkan air mata Demi ALLAH dan Rasulnya bukan semata karena harta dan kedudukan. Pencinta dunia menangis karena dunia yang

hilang. Perindu akhirat menangis karena dunia yang datang. "Alangkah sempitnya kuburku," keluh seorang bathil, "Alangkah sedikitnya hartaku," kesal si hartawan (pemuja dunia). Dari mata yang mengintai setiap kemewahan yang mulus penuh rakus, mengalirlah air kecewa kegagalan. Dari mata yang redup merenung Hari Akhirat yang dirasakan dekat, mengalirkan air mata insaf mengharap kemenangan, serta rindu akan RasulNya.

"Penghuni Syurga itulah orang-orang yang menang." (Al-Hasr: 20)

Tangis adalah basahan hidup, justru Hidup dimulakan dengan tangis, Dicela oleh tangis dan diakhiri dengan tangis. Manusia sentiasa dalam dua tangisan. Sabda Rasulullah S.A.W. "Ada dua titisan yang ALLAH cintai, pertama titisan darah para Syuhada dan titisan air mata yang jatuh karena takut akan ALLAH." Nabi Muhammad S.A.W bersabda lagi, "Tangisan seorang pendosa lebih ALLAH cintai dari pada tasbih para wali." Oleh karena itu berhati-hatilah dalam tangisan, karena ada tangisan yang akan mengakibatkan diri menangis lebih lama dan ada tangisan yang membawa bahagia untuk selama-lamanya. Seorang pendosa yang menangis karena dosa adalah lebih baik dari pada yang berangan-angan tentang Syurga yang mana kelak ia akan bertakhta. Rarulullah S.A.W bersabda, "Kejahatan yang diiringi oleh rasa sedih, lebih ALLAH sukai dari satu kebaikan yang menimbulkan rasa takabur."

Bukankah Rasulullah S.A.W pernah bersabda, "Neraka dipagari nikmat, syurga dipagari bala." Menangislah wahai diri, agar senyumanmu banyak di kemudian hari. Karena engkau belum tahu, nasibmu dihisab kanan atau hisab kiri. Di sana, lembaran sejarahmu dibuka satu persatu, menyemarakkan rasa malu berabad-abad lamanya bergantung kepada syafaat Rasulullah yang dikasihi Tuhan. Kenangilah, sungai-sungai yang mengalir itu banjiran air mata Nabi Adam AS yang menangis bertaubat, maka suburlah dan sejahteralah bumi karena terangkatnya taubat.

Menangislah seperti Sayyidina Umar Bin Khattab r.a yang selalu memukul dirinya dengan berkata, "Kalau semua masuk ke dalam syurga kecuali seorang, aku takut akulah orang itu."

Menangislah sebagaimana Ummu Sulaim r.a apabila ditanya, "Kenapa engkau menangis? Aku tidak mempunyai anak lagi untuk aku kirimkan ke medan Perang," jawab Ummu Sulaim r.a.

Menangislah sebagaimana Ghazwan yang tidak sengaja terpandang wanita rupawan. Diharamkan matanya dari memandang ke langit seumur hidup, lalu berkata: "Sesungguhnya engkau mencari kesusahan dengan pandangan itu." Ibnu Masud r.a berkata: "Seorang yang mengerti Al Quran dikenali waktu malam ketika orang lain tidur dan waktu siangnya ketika orang lain tidak berpuasa, sedihnya ketika orang lain sedang gembira dan tangisnya di waktu orang lain tertawa. Diamnya di waktu orang lain berbicara, khusuknya di waktu orang lain berbangga. Seharusnya, orang yang mengerti Al Quran itu tenang, lunak dan tidak boleh menjadi seorang yang keras, kejam, lalai, bersuara keras dan marah. Tanyailah orang-orang shaleh mengapa dia tidak berhibur, "Bagaimana hendak bergembira sedangkan mati itu di belakang kami, kubur di hadapan kami, kiamat itu janjian kami, neraka itu memburu kami dan perhentian kami ialah ALLAH." Menangislah di sini, sebelum menangis di sana...

Hadith Pilihan 01 - Hari Kiamat

Rasulullah s.a.w bersabda: Ketika dunia berada hampir di penghujungnya, kamu dapati maksiat dilakukan secara terang-terangan. Zina dilakukan dengan sewenang-wenangnya persis seperti perilaku haiwan. Yang tinggal hanyalah manusia yang keji dan buruk perangainya. Ketika itulah berlakunya kiamat. (H.R. Muslim)

Rasulullah s.a.w bersabda: Sesungguhnya dari kalangan hamba-hamba Allah adanya golongan ya

ng mereka bukan para nabi, atau para syahid. Namun para nabi dan para syahid cemburu kepada mereka pada Hari Kiamat disebabkan kedudukan mereka di sisi Allah. Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah! Beritahulah kami siapakah mereka? Jawab Rasulullah: Mereka itu golongan yang cinta mencintai dengan ruh Allah, tanpa ada hubungan kekeluargaan dan bukan kerana harta yang diidamkan. Demi Allah, sesungguhnya wajah-wajah mereka adalah cahaya, mereka berada atas cahaya. Mereka tidak takut pada saat manusia ketakutan, mereka tidak berdukacita ketika manusia berdukacita. Lalu baginda membaca ayat al-Quran (maksudnya): Ketahuilah sesungguhnya wali-wali Allah tiada ketakutan untuk mereka dan tidak pula mereka berdukacita. (H.R. Abu Daud)

Rasulullah s.a.w bersabda: Apabila hari kiamat telah dekat, jarang mimpi seorang muslim yang tidak benar. Mimpi yang paling benar ialah mimpi yang selalu berbicara benar. Dan mimpi seorang muslim adalah sebahagian dari 45 jenis nubuwwah (wahyu). Mimpi itu ada tiga jenis: Mimpi yang baik adalah khabar gembira daripada Allah, mimpi yang menakutkan atau menyedihkan datangnya dari syaitan, dan mimpi yang timbul kerana ilusi, angan-angan atau khayalan seseorang. Maka kerana itu jika kamu bermimpi yang tidak kamu senangi, bangunlah kemudian solat dan jangan menceritakannya kepada orang lain. (H.R. Muslim)